Kelurahan Serua Andalkan Sampah Organik untuk Budidaya Maggot

Kelurahan Serua Andalkan Sampah Organik untuk Budidaya Maggot

Depok, WartaKarya - Dalam upaya menekan jumlah sampah dan menciptakan solusi berkelanjutan, Kelurahan Serua, Kecamatan Bojongsari, Depok, mengembangkan budidaya maggot dengan memanfaatkan sampah organik sebagai pakan. Budidaya ini dikelola oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) Gelora Buana Serua dan berlokasi di RT 03 RW 01 di atas lahan seluas 6 x 9 meter persegi.

Sekretaris Kelurahan Serua, Komarudin, mengatakan bahwa budidaya maggot sudah berjalan selama tiga bulan terakhir dan menjadi langkah nyata pengurangan sampah organik di wilayahnya.

“Tujuan kami sederhana, agar sampah organik tidak perlu keluar dari wilayah Serua. Jika dikelola di dalam, nilai ekonominya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujar Komarudin, Rabu (9/7/2025).

Saat ini, kebutuhan pakan maggot dari sampah organik mencapai 300 kg per hari, namun baru terpenuhi sekitar 110 kg per hari, yang bersumber dari warga RT 6 dan 7 RW 01, serta beberapa klaster di perumahan Mansion dan Griya Sasmita, seperti Cluster Jade dan Kristal.

Untuk memenuhi kekurangan tersebut, pihak kelurahan sedang menjalin pendekatan dengan sejumlah restoran dan rumah makan di wilayah Serua agar bersedia menyumbangkan sisa makanan mereka.

“Kami sudah minta agar Sekretaris Kelurahan menyurati restoran dan rumah makan, agar sisa makanan bisa kami manfaatkan sebagai pakan maggot,” kata Aldi, perwakilan dari Pokmas Gelora Buana Serua.

Lebih lanjut, Komarudin juga menuturkan bahwa Kelurahan Serua berkomitmen menjadikan wilayahnya sebagai contoh pengelolaan sampah terpadu. Salah satunya dengan harapan ke depan tersedia insinerator, sehingga sampah yang tidak dapat didaur ulang dapat dimusnahkan, dan sisanya menjadi residu pupuk atau produk daur ulang lainnya.

Namun, keberhasilan program ini juga membutuhkan dukungan infrastruktur. Aldi menjelaskan bahwa kendala utama saat ini adalah keterbatasan kendaraan operasional, terutama untuk mengangkut sampah organik dari berbagai titik.

“Kami butuh mobil pikap untuk mengangkut sampah dari restoran atau lingkungan warga. Kalau hanya mengandalkan sampah rumah tangga, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan 300 kg per hari,” imbuh Aldi.

Dengan dukungan dari berbagai pihak, Pokmas Gelora Buana Serua berharap program ini bisa terus berkembang dan menjadi solusi nyata pengelolaan sampah berbasis lingkungan. **(Dib)